Minggu, 09 Oktober 2011

Orangtua Bumi


-Matahari-
Aku menyayangimu, bumi. Bagaimanapun, aku akan berusaha sekuat energiku untuk menghangatkanmu. Menjauhkanmu dari dinginnya awan-awan gelap yang jahat. Kulihat kau sangat lelah, menerima banyak pengkhianatan yang mereka lakukan. Sungguh tidak tahu berterima kasih, kau membiarkan mereka tinggal dan berpijak pada tubuhmu. Tapi dengan apa mereka balas? Mereka membuatmu menderita dengan tangan-tangan busuk mereka. Dengan lidah mereka yang tajam, dengan otak sempurna yang disalahgunakan, memicu banyak kesalahpahaman dan kau pun jadi korban. Aku tidak habis pikir, kenapa kau tidak menyerah saja, Nak. Mengadulah pada Tuhan. Tapi tenanglah, aku masih disini dan akan terus menghangatkanmu. Menjaga agar awan menghitam pada temponya.

-Bulan-
Jika Matahari telah terpanggil pergi, jangan takut Bumi. Masih ada aku, Nak. Aku akan menemanimu sampai kau pulas. Meskipun aku tahu mimpi buruk selalu mengejarmu. Tenanglah Nak, tugas kita memang berat. Tapi Tuhan telah mempercayakan semuanya kepadamu, jalani dan bersabarlah sampai Tuhan memanggilmu. Setiap malam, aku melihatmu dari atas. Keadaan tidak pernah sama. Kau bekerja setiap waktu. Aku sangat mengerti kelelahanmu. Karenanya biarlah aku menemanimu sebentar saja sampai kau terlelap di satu sisimu.

-Bintang-
Hei Bumi. Aku selalu melihatmu disini. Tentu saja bersama ibumu. Bumi, aku sangat heran. Mengapa Tuhan menyerahkan tanggung jawab sebesar ini padamu? Bukankah masih ada Merkurius, Venus, Mars, dan mereka yang lain. Setidaknya Tuhan bisa membaginya bukan? Ah sudahlah, Tuhan pasti benar. Dan Ia pasti punya cara-Nya sendiri. Bumi, bukannya aku tidak membantumu. Aku sudah berusaha sekuatku untuk menyingkirkan awan-awan yang menutupiku untuk menerangimu. Bersama ibumu, aku akan menjadi putih saat kau hitam. Dan Bumi, meskipun ayah dan ibumu sangat jarang bertemu, tapi percayalah. Mereka akan menjagamu setiap hari secara bergantian. Sebab jika mereka bertemu, tenru sangat fenomenal bukan? Hahaha. Jadi Bumi, bertahanlah. Dari aku, Bintang, sahabatmu.

-Bumi-
Ayah Matahari, Ibu Bulan, dan sahabatku Bintang. Aku tidak lelah. Mungkin.. Aku terlalu lelah sampai tidak bisa merasakan lelah lagi. Aku juga tidak tahu. Tentu saja aku tidak akan menyesali keputusan Tuhan. Justru aku sangat bangga, Tuhan mempercayakan semua padaku. Aku tidak lelah, sungguh. Aku hanya perlu bertahan sampai Tuhan memanggilku bersama dengan kalian. Entah kapan. Terima kasih, kalian sangat mengerti kapan aku membutuhkan kalian. Bumi.

5 komentar:

  1. pertanyaan:
    1. Siapa yang kau maksud Nak?
    2. Satelitnya mana????
    3. Aku mana???


    NB: Bagus syit, lucu2 teruskaaannn... :D

    BalasHapus
  2. Pertama, Nak itu bumi. Kedua, bulan itu ya satelit. Ketiga, mba ika jadi komet mau ngga? :p
    maaciiih :)

    BalasHapus
  3. komet??
    Oh yeaahh untuk jatuh ke hati kamu kaan??? asiik, boleh2... kwkwkwk....

    BalasHapus