Rabu, 17 Juni 2015

Thank you for coming back, mine.

I’ve learned so much from our past. We’ve learned. Kita pernah memutuskan untuk berjalan sendiri. Rasanya seolah kami melangkah ke arah berlawanan, with no chance of crossing each other’s path. He’s  smart, he’s great at work, and he knows how to live well. And me, I know how to dress, a Dad’s good girl, and somebody’s crush. But, we’re not perfect.

I realized one thing when we broke up: I had ever love and hate someone so much at the same time. Just like how Alexandra thinks: Pernah nonton Red Dragon? Aku masih ingat satu adegan saat Hanibal Lecter yang diperankan Anthony Hopkins melihat bekas luka peluru di dada detektif Will Graham (Edward Norton), dan berkata, “Our scar has a way to remind us that the past is real”. Our past is real. We’ve been through that way, we’ve grown up now.

I still feel the butterfly in my stomach when you ask me to stay by your side. When you said that you need a chance to fix us. When you said to not going anywhere else besides me. Aku jatuh cinta kepadamu untuk yang kedua kalinya. Because I never stop to think that you are my warm and comfy home. I’m home, dear. The one which is into you. Thank you for coming back, mine.

Jumat, 17 Oktober 2014

Pertamaku

Kalau saja kamu mau menoleh, sedikit saja, maka kamu akan menjumpai begitu banyak tanda dan tidak akan menemui yang namanya terluka. Sejak semula toh dia tidak pernah menganggapmu ada. Sejak semula kamu adalah salah satu yang betah menunggu lebih lama. Sejak semula dia tidak pernah mengenalkanmu pada orang-orang terdekatnya. Sejak semula, kamu tidak pernah menjadi pilihan pertamanya.
Kalau saja kamu mau membuka mata sedikit saja, maka kamu tidak perlu merasakan yang namanya sakit hati. Kamu terlalu dibutakan dengan kata-kata sayangnya, terlalu percaya dengan janji selamanya. Kamu pun akhirnya tahu, definisi selamanya bagi dia dengan selamanya bagimu ternyata berbeda. Selamanya bagi dia hanya sampai disini. Selamanya bagimu ya, selamanya.
Kalau saja kamu pintar sedikit saja, maka kamu tidak akan mudah percaya. Tidak mudah diyakinkan. Seberapapun meyakinkannya dia. Dan kalau saja kamu menggunakan akalmu sedikit saja, kamu tidak akan menjadi salah satu yang terluka sendiri.
Bagi dia pertama adalah pelajaran, bagimu pertama adalah yang terpenting. Bagi dia sayang adalah suatu usaha, bagimu sayang adalah ketulusan. Mengartikan kata saja kalian sudah tidak sejalan. Karena itu kalian pun tidak pernah sejalan mengartikan sikap satu sama lain, juga perasaan satu sama lain.
Sekarang mungkin kalian mempunyai arti yang sama untuk mendefinisikan arti satu sama lain. Kamu adalah kesalahan baginya, dia adalah kesalahan bagimu.

Terima kasih, pertamaku, namun tidak untuk selamanya.
07/07/2014 - 10/15/2014

Rabu, 16 April 2014

Define Your Happiness

For some people, happiness is how they can get branded bags or spend money for expensive clothes. For others, happiness is when they watch a great movies or big concert. Some get happiness from a night club, and some get it from a good book. Mine?

I'd like to define my own happiness, but it seems a lil' bit difficult.

Sometimes I get my happiness on freedom, in my family, pals, on the bookstores, in a coffee shop, in a cup of ice cream, and, in your eyes. Everything just go on and I can't define what exactly my happiness is. Everything just blow up and make my mood. I only know one thing, that SOMETIMES I can buy happiness. I can choose what makes me happy. And I can decide when, where, with whom, to be happy with.

Don't be stuck with things you hate. People always have a million reasons to live and leave. So be free and define your happiness.

Selasa, 25 Februari 2014

Antologi Rasa

Dan kenapa setiap kali aku melakukan perjalanan tanpa kamu, Ruly, di sini, di Bali dulu, di New York, di Sydney, bahkan di tengah-tengah kota busuk di Sumatera itu, aku selalu menemukan sesuatu yang sempurna buat kamu. A tie, a T-shirt, a watch, or even just a keychain. If travel teaches us how to see, how come every time all I see is you?

Nobody takes pictures of something they want to forget.
Dan aku ingin banget memotret kamu pagi ini, Ruly. Karena for once, kamu berada di sini di depanku, kita berada di setting paling romantis di Bali ini - you know, sunrise, private beach, and everything - tapi yang ada di kepalaku justru Panji.
Four years is finally enough.

Keara - Antologi Rasa
A novel by Ika Natassa

Rabu, 22 Januari 2014

Bertolak Belakang

Takdir orang itu bermacam-macam. Ada yang jadi laki-laki, perempuan, ada yang kaya, ada yang miskin. Memang iya katanya manusia bisa mengubah takdir dengan usaha, tapi caranya harus benar. Keinginan manusia juga nggak ada batasnya. Sudah kaya namun masih ingin punya lebih banyak uang. Sudah cantik tapi masih mau bersakit-sakit operasi plastik. Tuhan bisa saja kasih semuanya, tapi tidak lantas membuat manusia jadi lebih baik. Kebanyakan orang kurang menyadari kalau ada banyak hal yang harus disyukuri. Untunglah kita tidak kena banjir. Untunglah kita tidak tinggal dekat gunung Sinabung. Untunglah kita masih bisa makan, masih punya anggota badan yang lengkap, masih ditemani keluarga. Ayah selalu mengajarkan untuk tidak selalu melihat ke atas. Lihat ke bawah, masih banyak orang-orang yang lebih susah dari kita.

Apa yang saya lihat di stasiun televisi akhir-akhir ini melatarbelakangi tulisan di atas. Stasiun TV "A" membahas tentang banjir, dengan headline "Indonesia Darurat Bencana". Membacanya saja sudah membuat miris. Di waktu yang sama stasiun TV "B" membahas kasus korupsi milyaran. Bagaimana bisa ada kejadian yang terlalu bertolak belakang. Sementara koruptor berburu uang, di tempat lain para pengungsi banyak yang terserang penyakit. Ada yang menimbun banyak uang sampai-sampai tidak tahu harus dipakai apa. Sementara ada yang bahkan untuk makan sehari saja harus kerja keras banting tulang. Benar memang koruptor punya uang banyak, tapi hidupnya nggak tenang. Makanya kalau cari uang yang halal aja, nggak usah korupsi.

Idealis ya. Iya.

Minggu, 22 Desember 2013

?

Someone told me. Friendship between man and woman doesn't exist. They fall in love. Maybe one of them, or each other. Maybe in the past, in the wrong time, maybe temporarily, or always do. I didn't believe that until it actually it happened to me 5 years ago. Yes. You will not believe something until it happened to you.

Kamis, 12 Desember 2013

Soekarno

Saya bukan termasuk orang yang hobi nonton di bioskop. Tapi kali ini, setelah serial Harry Potter, saya nemu satu film yang harus saya tonton: Soekarno.


Kenapa? Pertama, karena jarang-jarang ada film tentang sejarah. Apalagi tentang Soekarno. Pernah ada film judulnya 9 reasons, tapi itu menceritakan tentang Soekarno dan sembilan istrinya. Sulit memang membuat film tentang sejarah. Tokoh, setting tempat, kostum, atribut, dan lain-lain harus disesuaikan dengan sangat hati-hati. Kedua, karena beliau adalah sang proklamator. Salah satu sosok pahlawan yang bersedia mengorbankan jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia. Selama ini kisahnya cuma bisa saya baca. Tapi dengan adanya film ini, maka setidaknya ada sedikit gambaran yang nyata tentang perjuangan beliau.

Film ini menceritakan kisah Soekarno mulai dari masa kecilnya, hingga jatuh bangunnya untuk memperjuangkan Indonesia merdeka. Bagaimana beliau dipenjara dan diasingkan. Penonton dibuat merinding dengan setiap adegan film ini. Soekarno yang diperankan oleh Ario Bayu dengan sangat total, membuat saya merasa beliau hidup kembali. Entah cuma perasaan saya atau gimana, tapi Ario Bayu menjadi sangat mirip dengan Soekarno. Kostum, peci yang dipakai agak miring, juga kebiasaan Soekarno memakai kaus putih dan sarung saat santai di rumah.


Ada beberapa dialog yang saya suka di film ini. Diantaranya adalah dialog beliau dengan salah satu anggota Putera yang memaksa untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Padahal sembari bekerja sama dengan Jepang, beliau sedang membangun kekuatan sendiri untuk Indonesia.
Pemuda : Kenapa tidak segera? Bung takut?
Soekarno : Siapa yang lebih dulu berjuang, dipenjaraken, dan diasingken?

Dialog lainnya yaitu kata-kata beliau kepada Bung Hatta, saya lupa-lupa ingat, intinya begini: Selanjutnya kita serahkan pada anak cucu kita. Diantara mereka pasti ada pecundang, namun pasti masih ada yang peduli. Kalau memang kita salah, biar sejarah yang membersihkan nama kita.

Menurut saya, mempelajari sejarah lebih menyenangkan daripada mengetahui politik masa kini. Film satu ini sangat pantas untuk ditonton. Sekedar untuk mengingatkan bahwa tidak sedikit yang sudah berjuang merelakan masa hidupnya untuk memerdekakan Indonesia. Bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mereka selain mengingat dan mempertahankan apa yang sudah diperjuangkan.

Kabar terakhir, penayangan film ini akan dihentikan di seluruh bioskop di Indonesia. Karena kasus yang diajukan Rachmawati Soekarnoputeri yang meminta master data dan script film ini kepada Hanung Bramantyo selaku sutradara. Kabarnya beliau juga kurang setuju dengan terpilihnya Ario Bayu sebagai pemeran Soekarno.

Makanya, cepetan nonton ya! ^^