Jumat, 25 Oktober 2013

There's No Way Back

"Terima kasih sudah datang".

Kata terakhir yang kamu dengar dariku hari ini. Apa kamu tahu? Aku harus mengakui kenyataan bahwa ada perbedaan yang nyata di antara kita. Selama lima tahun kebersamaan, semakin lama aku semakin tahu. Aku untukmu, dan kamu untukku, adalah rasa yang tidak bisa dibilang sejalan. Kamu adalah seluruh hidupku. Dan aku hanyalah sebagian bab dari buku yang kau baca. Itulah mengapa aku mencinta dan kamu meragu.

Itulah mengapa aku yang harus menunggumu berjam-jam di kafe tempat kita biasa bertemu.
Itulah mengapa aku yang datang ke rumahmu di ulang tahun kedua puluh limamu, namun kamu bersenang-senang dengan teman-temanmu di luar.
Itulah mengapa aku yang ingat hari jadi kita.
Itulah mengapa aku yang meminta maaf terlebih dahulu.
Itulah mengapa aku yang merasa cinta sendiri.

Karena kamu terlalu sibuk untuk peduli. Sedangkan aku lelah memperjuangkan perasaan dan memutuskan untuk memilih logika. Itulah mengapa hari ini, aku berdiri bersama pria yang tidak sepertimu, ia mencintaiku mati-matian. Kamu yang dulu kucintai mati-matian, sekarang sedang berdiri di hadapanku, mengucapkan selamat layaknya tamu undangan yang lain.

"Selamat tanggal 20 Desember yang ke 6. Semoga kamu bahagia", ucapmu lirih saat tangan kita bertaut.

Mereka pikir aku menangis bahagia. Tetapi aku hancur lagi. Kamu menunda waktu begitu lama untuk merayakan hari jadi kita.

4 komentar: