Rabu, 22 Januari 2014

Bertolak Belakang

Takdir orang itu bermacam-macam. Ada yang jadi laki-laki, perempuan, ada yang kaya, ada yang miskin. Memang iya katanya manusia bisa mengubah takdir dengan usaha, tapi caranya harus benar. Keinginan manusia juga nggak ada batasnya. Sudah kaya namun masih ingin punya lebih banyak uang. Sudah cantik tapi masih mau bersakit-sakit operasi plastik. Tuhan bisa saja kasih semuanya, tapi tidak lantas membuat manusia jadi lebih baik. Kebanyakan orang kurang menyadari kalau ada banyak hal yang harus disyukuri. Untunglah kita tidak kena banjir. Untunglah kita tidak tinggal dekat gunung Sinabung. Untunglah kita masih bisa makan, masih punya anggota badan yang lengkap, masih ditemani keluarga. Ayah selalu mengajarkan untuk tidak selalu melihat ke atas. Lihat ke bawah, masih banyak orang-orang yang lebih susah dari kita.

Apa yang saya lihat di stasiun televisi akhir-akhir ini melatarbelakangi tulisan di atas. Stasiun TV "A" membahas tentang banjir, dengan headline "Indonesia Darurat Bencana". Membacanya saja sudah membuat miris. Di waktu yang sama stasiun TV "B" membahas kasus korupsi milyaran. Bagaimana bisa ada kejadian yang terlalu bertolak belakang. Sementara koruptor berburu uang, di tempat lain para pengungsi banyak yang terserang penyakit. Ada yang menimbun banyak uang sampai-sampai tidak tahu harus dipakai apa. Sementara ada yang bahkan untuk makan sehari saja harus kerja keras banting tulang. Benar memang koruptor punya uang banyak, tapi hidupnya nggak tenang. Makanya kalau cari uang yang halal aja, nggak usah korupsi.

Idealis ya. Iya.

0 komentar:

Posting Komentar