Ngga tau harus menjelaskan ini sejelas-jelasnya ke siapa. Masalah begini ngga akan ada yang paham. Rasanya..mm..kaya ketiban pohon tumbang dan ngga ada yang kuat ngangkat pohonnya #apasih
Iya, kurang lebih begitu. Berat, capek, bosen. Dan ngga tau harus bersandar dimana, harus ditumpahkan kemana. Saya bisa saja marah, tapi buat apa. Tidak akan merubah apapun. Malah bisa bikin semua makin kacau. Rasa-rasanya sekarang cuma ada Allah yang tau seberapa capeknya saya. Cuma punya Allah yang bisa diajak curhat. Apa iya selamanya saya dibeginikan.
Kalian harus tau, cinta saya ke kalian lebih dari cinta saya ke diri saya sendiri. Kalau saya jadi sedikit menjengkelkan, itu karena saya tidak tau lagi bagaimana harus menjelaskan apa yang saya rasakan. Karena sepanjang apapun saya jelaskan, kalian tidak akan paham.
Seperti yang orang-orang lihat, ketika saya jadi sedikit murung, percayalah bahwa itu puncaknya saya merasa tertekan. Setelah itu, saya akan bisa ceria lagi. Iya, sebisa mungkin menutupi agar tidak banyak orang yang terseret dalam masalah saya.
Mungkin kalau ada media yang tidak berpenghuni selain saya, akan saya tumpahkan semuanya disana. Media satu-satunya yang saya punya ya cuma Allah.
Lagi-lagi berpikir. When you do wrong, no one forgets. Then it’ll be long life fault.
Semuanya saya kembalikan dengan sugesti bahwa hidup ini terlalu singkat dan berharga kalau hanya diratapi. Meskipun ada kapasitas tersendiri untuk berusaha baik-baik saja, tapi saya coba menembus batas itu. Karena cuma itu satu-satunya jalan untuk bertahan.
Give me more strength, God. Kalau boleh minta, saya minta kapasitas kesabaran yang lebih besar :)
0 komentar:
Posting Komentar