Ini lagumu. Maksudku, ini lagu favoritmu yang kau mainkan setiap senggang dan selalu ada di playlist mu. Sesekali aku mendapatimu sedang diam memejamkan mata dengan headset yang melekat di telinga. Raut wajah yang damai dengan mata yang meredup, aku bisa melihat banyak kerinduan disana. Bukan hanya kerinduan, mungkin penyesalan. Penyesalan yang meracik rindumu hingga menjadi luka.
Ini lagumu. Lagu ini yang sering kau minta padaku untuk turut mendengarkannya. Kau begitu menyukainya. Aku paham, karena lagu ini terlalu banyak berkisah tentang rindu. Terlalu banyak berkisah tentang kamu, pasti. Setidaknya jika kau terluka, jangan membubuhkan luka pula pada yang lain. Dan setidaknya jika kau menyukai satu lagu, jangan kau minta aku turut mendengarkannya bersamamu. Terlebih jika lagu yang mengisahkan hidupmu itu tidak ada kaitannya denganku. Biar kuperjelas, terlebih jika kerinduan yang kau agungkan dalam lagumu itu, bukan untukku.
Ini lagumu. Aku suka mendengarkannya. Meskipun tidak sedang berbagi headset denganmu. Diam memejamkan mata, mencoba menirukan raut wajahmu ketika sedang mendengarkan lagu ini. Panjang ceritanya sehingga rindumu kini adalah milikku, bukan yang lain. Sesaat sebelum pesawatmu lepas landas, kau memintaku untuk menunggu sampai kau kembali.
Ini lagumu. Sampai sekarang kita masih mendengarkannya bersama, beserta dua malaikat kecil kita. Lagu ini yang menjadi pengantar tidur sampai kita mematikan lampu kamar mereka. Agar mereka tahu bahwa lagu ini meniti kisah yang panjang dan berkerikil untuk akhir yang bahagia.
Ini lagumu. Ah bukan, ini lagu kita.
Minggu, 29 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HOAXX Bnageeett deehh...
BalasHapusbener banget, gak abis pikir sama pesawat, dan 2 malaikat kecil?? -_______-
#mabookk..
yaelah mba. labelnya aja imajinasi :D
BalasHapus