Jumat, 03 Februari 2012

Last Love Letter (2)

Selamat pagi, Sayang.
Bagaimana hari disana? Apakah malaikat disana lebih cantik dari aku? Haha, disini tidak ada pangeran yang lebih tampan darimu.

Sayang, bagaimanapun aku tidak pernah sadar selama ini kau masih disekitarku. Mengikutiku berangkat sampai pulang kerja paruh waktu di restoran. Sepuluh tahun terakhir terlalu suram untuk kuingat. Sudah beberapa kali aku mencoba mengakhiri duka, berpikir untuk menyusulmu. Usaha yang selalu gagal. Sampai kemarin kau datang dan kita melalui satu hari bersama.

Saat aku bangun pagi ini, hanya ada suratmu di meja. Kau mungkin sudah berangkat. Hm, bagaimana bisa kau tidak mengucapkan selamat tinggal padaku. Tenanglah, aku akan membuang baju-baju usang yang kukenakan selama sepuluh tahun ini. Menggantinya dengan semua dress, rok dan cardigan ku yang dulu selalu kukenakan saat masih ada kamu.

Sayang, aku akan bahagia. Akan aku hapus wajah datar dan suram ini, aku akan kembali seceria dulu. Demi kamu. Ini permintaanmu. Hari ini aku ada di hadapanmu, di atas bukit dengan padang ilalang disekitarmu. Aku letakkan surat ini di nisanmu saja ya? Ah jangan, hujan bisa saja meleburkannya. Biar sedikit kuselipkan ke tanahmu saja ya.

Sayang, aku harus pulang. Dia sudah menuggu di bawah. Seperti permintaanmu juga, aku akan menemukan seseorang yang baik sepertimu. Ah ya, aku juga tidak akan makan mie instan lagi :)
Kau sudah bisa tenang, Sayang..

Oh ya. Sayang, biarpun aku sudah menikah nanti, aku masih boleh kan memakai cincin ini?


#inspiredfrom49days 

0 komentar:

Posting Komentar