Jumat, 17 Oktober 2014

Pertamaku

Kalau saja kamu mau menoleh, sedikit saja, maka kamu akan menjumpai begitu banyak tanda dan tidak akan menemui yang namanya terluka. Sejak semula toh dia tidak pernah menganggapmu ada. Sejak semula kamu adalah salah satu yang betah menunggu lebih lama. Sejak semula dia tidak pernah mengenalkanmu pada orang-orang terdekatnya. Sejak semula, kamu tidak pernah menjadi pilihan pertamanya.
Kalau saja kamu mau membuka mata sedikit saja, maka kamu tidak perlu merasakan yang namanya sakit hati. Kamu terlalu dibutakan dengan kata-kata sayangnya, terlalu percaya dengan janji selamanya. Kamu pun akhirnya tahu, definisi selamanya bagi dia dengan selamanya bagimu ternyata berbeda. Selamanya bagi dia hanya sampai disini. Selamanya bagimu ya, selamanya.
Kalau saja kamu pintar sedikit saja, maka kamu tidak akan mudah percaya. Tidak mudah diyakinkan. Seberapapun meyakinkannya dia. Dan kalau saja kamu menggunakan akalmu sedikit saja, kamu tidak akan menjadi salah satu yang terluka sendiri.
Bagi dia pertama adalah pelajaran, bagimu pertama adalah yang terpenting. Bagi dia sayang adalah suatu usaha, bagimu sayang adalah ketulusan. Mengartikan kata saja kalian sudah tidak sejalan. Karena itu kalian pun tidak pernah sejalan mengartikan sikap satu sama lain, juga perasaan satu sama lain.
Sekarang mungkin kalian mempunyai arti yang sama untuk mendefinisikan arti satu sama lain. Kamu adalah kesalahan baginya, dia adalah kesalahan bagimu.

Terima kasih, pertamaku, namun tidak untuk selamanya.
07/07/2014 - 10/15/2014

1 komentar:

  1. akhirnya ni anak bisa nulis di sini lagi. tapi patahhati. wkwkwk peace :*

    BalasHapus