A : Aku sudah berada di ujung jalan. Tidak mampu melangkah lagi.
B : Aku akan mendampingimu.
A : Kenapa? Aku begitu merepotkan. Dan sepanjang jalan harus menarik-narikmu. Sebenarnya kau sejak dulu sudah tidak kuat kan? Kau selalu menghiburku, dan kau paling memahamiku. Tapi hari ini kau cuma duduk dan diam saja. Karena kau pun sudah tidak kuat melangkah lagi.
Kemudian B menarik A ke mobil. Mobil mulai dikemudikan.
A : Kau mau bawa aku kemana?
B : Bukankah kau mengatakan kau sudah berada di ujung jalan? Sekarang kita akan ke ujung jalan.
A : Apa yang dimaksud ujung jalan?
B : Jalan ini panjang dan lurus. Aku takkan mengebut. Tapi aku pun takkan injak rem. Kecuali kau minta berhenti. Jika tidak, kita pasti bisa sampai di ujung jalan.
A : Menyetir seperti ini sangat berbahaya kau tahu? Kalau kita berjalan terus dan bertemu gunung atau tebing, maka kita akan mati terbentur!
B : (tersenyum)
Sunyi sejenak..
A : Aku sudah tahu.. Aku masih kuat berteriak minta tolong. Karena itulah aku tidak mungkin sampai di ujung jalan. Jadi, berhentilah..
Kemudian mobil berhenti di tepi jalan.
B : Kau tahu benda yang berada di belakang lampu-lampu itu apa?
A : Mm..aku rasa pasti gunung.
B : Lalu di belakang gunung?
A : Tidak tahu. Nilai geografiku paling jelek.
B : Pasti lampu lagi. Betul tidak?
A : Betul..
A : Aku sudah yakin satu hal.
B : Apa?
A : Walau aku tidak tahu ujung jalan itu seperti apa, namun aku yakin. Kalau aku sudah tiba disana, kau pasti ada disana..
Minggu, 25 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar